SELAMAT DATANG

Selamat Datang di Blog ini, kami membuat id card murah dan gantungan kunci pake foto murah. silahkan order yach...

Jumat, 25 Februari 2011

MENGENAL BAHAYA INDUSTRI DALAM KECELAKAAN KERJA

BAB I
PEMBAHASAN

MENGENAL BAHAYA INDUSTRI DALAM KECELAKAAN KERJA

A. Mengenal Bahaya Industri
Mengenal bahaya industri adalah adalah mengetahui bahaya lingkunagan, faktor-faktor lingkungan kerja dalam industri yang dapat berpengaruh buruk dalam pekerjaan dan lingkungan kerja yang terhadap tenaga kerja dapat menimbulkan penyakit akan meliputi pengetahuan dan pengertian tentang berbagai jenis bahaya serta pengaruhnya terhadap kesehatan tenaga kerja atau akibat-akibat yang dapat ditimbulkan kepada kesehatan tenaga kerja.
Agar supaya cara pengenalan ini lebih mudah atau jelas maka sangat penting untuk mempelajari beberapa masalah teknis dengan melihat secara garis besar tentang flow diagram proses prodksi suatu industri.
Dari flow program proses suatu industri, hal-hal yang perlu diketahui antara lain adalah: bahan baku dan bahan pembantu untuk proses produksi, hasil samping dan hasil ahir dari proses, mesin-mesin dan alat-alat kerja yang digunakan untuk proses produksi selain iitu masih perlu memperhatikan sisa-sisa produksi serta limbah yang dibuang (baik limbah cir, limbah udara/emisi, maupun limbah padat ataupun sampah.

Jenis Pekerjaan Industri dan Bahayanya.
Dalam rangka membantu para praktisi (termasuk supervisor), merupakan informasi tentang pengenalan terhadap bahaya-bahaya kesehatan dewasa ini, sebegitu njauh dibawa ini disajikan daftar beberapa jenis pekerjaan dalam industri beserta bahaya yang ditimbulkan.
1. Abstrak Blasting (alat penggosok yang ditembakkan)
Alat untuk abrasive blasting dapat dioperasikan secara otomatis atau dengan tangan, setiap jenis alat menggunakan pasir sebagai peluru ( bahan penggosok) yang ditembakkan ke baja, untuk menghilangkan karat pada baja, atau pasir digunakan sebagai bahan penggosok (penggosok buatan = semacam amplas ).tinkat pencemaran yang disebabkan oleh debu di udara tempat kerja ini harus diukur /diuji untuk memastikan bahwa operator tidak terpapar debu secara berlebihan.
2. Mesin Penggosok.
Pengoperasian mesin penggosok (mesin amplas) ditandai oleh cara menghaluskan permukaan bahan dari benda kerja yang menggosok yaitu suatu kegiatan memmotong dengan partikel –partikel amplas yang ada pada mesin tersebut.
3. Pengantongan/pengisian kantong dan penanganan bahan-bahan kering.
Penanganan / pengisian bahan-bahan dalam bentuk bubuk kedalam kantong seperti bubuk plastic, resin bahan pewarna, cat/pigmen,pestisida, semen dan lain-lain umumnyam dikelompokkan sebagai sumber pancaran debu.
4. Tungku Pengering
Banyak jenis tungku yang dapat digunakan untuk mengeringkan dan untuk pengolahan dengan menggunakan panas , untuk membuat sifat fisik dan sifat kimia suatu benda b erubah.
5. Pelapis Keramik
Didalam proses pelapisan keramik dapat timbul bahaya-bahaya oleh penyebaran debu, zat-zat pewarna ber bahaya yang disebabkan oleh tekanan panas yang berasal dari dapur dan benda-benda panas.
6. Kegiatan Pelapisan.
Apabila suatu senyawa yang mengandung bahan-bahan yang mudah menguap yang digunakan untuk melapisi suatu permukaan suatu benda terdapat di lokasi industri, sudah barang tentu secara potensial terdapat uap senyawa yang dipancarkan ke lingkungan kerja dan masuk daerah pernapasan para tenaga kerja.

7. Pemecahan dan Penggilingan.
Pemecahan umumnya dihubungkan dengan pekerjaan kegiatan untuk membuat benda dengan ukuran kisarandari beberapa kaki (feet) sampai ujkuran du\i bawah 1 inci.
8. Pencampuran Bahan-Bahan Kering.
Mencampur bahan-bahan kering dapat menimblkan bahaya debu dan dapat memenuhi ruang pencampuran yang tertutup, apabila pengambilan sample udara dilakukan maka akan diperoleh jumlah debu yang berlebihan.
9. Membentuk dan Menempa.
Membentuk atau memotong logam dan non logam dalam keadaan panas dapat menghasilkan bahaya-bahaya faktor lingkungan seperti acuan minyak (merupakan hadil peruraian minyak gemuk yang dipakai sebagai pendingin)
10. Gas Dari Tungku.
Suatu gas yang dibakar dari proses pembakaran harus diuji untuk menentukan tingkat hasil samping dari pembkarannya, seperti CO atau NO yang mngkin dipancarkan di udara ruang pembakaran.
11. Pelapisan Barang-barang Tenun dan Kertas.
Pelapisan / mengisi (penerapan) barang-barang tenun dan kertas dengan plastic karet dapat terjadi penguapan oleh sejumlah besar larutan ke dalam ruangan kerja.
12. Pekerjaan Penggilingan
Penghalusan dan pemecahan suatu bahan dapat menyebabkan udara ruang kerja tercemar, oleh debu dari bahan-bahan yang diproses dari roda penggilingan.
13. Suhu tingi dari cetakan yang panas, pipa uap tak berpenyangga , alat-alat
Pemroses adalah pekerjaan yang selalu terpapar suhu tinggi sehingga bahaya faktor lingkungan yang timbul adalah tekanan panas dari panas radiasi yang timbul natau kelembaban yang berlebihan.
14. Penanganan Bahan-bahan pekerjaan di gudang.
Forklip dan truk dapat me ngeluarkan gas dari knalpot yang m engandung Co dan No. yangberlebihan. Gas-gas tersebut merupakan bahaya faktor lingkungan yang harus diuji.
15. Metalizing (pelapisan logam)
Pelapisan dengan logam cair dapat memnghasilkan debu, fume (uap logam) dan gas-gas yantg berasal dari logam yang mencair, disamping itu bahaya faktor lingkungan yang lain yaitu tekanan panas dan radiasi.
16. Gelombang mikro dan radio frekwensi pada pekerjaan pemanasan.
Setiap pekerjaan termasuk yamg menggunakan gelombang mikro di dalam industri, tenaga kerja dapat terpapar kepada radiasi elektromagnetik/ menderita luka baker yang disebabkan oleh bagian-bagian logam disekitarnya.
17. Peleburan Logam
Setiap proses termasuk peleburan/penuangan logam cair dapat memancarkan (mengeluarkan) gas-gas beracun, fume (uap logam) atau debu.
18. Tangki-Tangki Dengan Pemukiman Terbuka
Tangki-tangki terbuka (tanpa penutup) digunakan oleh industri-indsutri untuk berbagai macam tujuan seperti: pekerjaan pelumas, electroplating, metalstripting, bulu dan penyamakan kulit, serta pickling.
19. Pengecatan Dan Penyemprotan
Bahaya potensial yang dapat timbul dari pekerjaan pengecatan yang menggunakan semprotan akan menckup penghirupan dan kontak kult terhadap pelarut yang beracun dari iritan serta penghirupan pegmen-pegmen beracun.
20. Pelapisan Logam /Penyepuhan
Proses elketroplating mempunyai resiko kontak antara kulit dengan bahan-bahan kimia atau asam berbahaya juga dapat menimbulkan bahaya terhadap saluran pernapasan apabila kabur atau gas dari larutan penyepuhan keluar keudara tempat kerja.
21. Tempat Pengisian Cairan
Apabila bahan-bahan yang mudah menguap dituang atau diisikan dari suatu (melalui) pipa kedalam suatu wadah (kaleng), maka diperkirakan sebagian dari uap cairan akan dipancarkan sebagai pencemar (kontaminant) diudara tempat kerja.

B. Kecelakaan Kerja
Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan.
Tidak terduga karena:
1. Latar belakang kejadian tidak ada unsure kesengajaan
2. Tidak ada unsure perencanaan.
Tidak diharapkan kare na: kecelakaan mendatangkan kerugian bagi perusahaan, tenaga kerja dan masyarakat.
Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang berhubungan dengan pekerjaan. Hubungan kerja disini adalah:
1. Kecelakaan terjadi akibat dari pekerjaan
contoh : Tenaga kerja mengalami kecelakaan akibat mesin uap meledak
2. Kecelakaan terjadi pada waktu sedang melakukan pekerjaan.
Contoh:
a. tenaga kerja matanya kena bram pada waktu s dang bekerja pada msein gerinda
b. tenaga kerja sedang menyetel baut dengan kunci baut, kunci baut terlepas dari tangan mengenai tenaga kerja.
3. kecelakaan akibat kerja dapat diperluas ruang lingkupnya sehingga meliputi kecelakaan-kecelakaan dari d an ke tempat kerja.

a). Kerugian-kerugian akibat kecelakaan
kecelakaan dapat menimbulkan kerugian pada:
1. Perusahaan
Kerugian akibat kecelakaan pada perusahaan dapat berupa:
- Kerugian langsung yaitu biaya yang langsunmg dikeluarkan oleh perusahaan.
- Kerugian tersembunyi yaitu segala sesuatu yang tidak rterlihat pada waktu dan beberapa waktu sesudah terjadinya kecelakaan.
2. Tenaga kerja
KerugIan terhadap kecelakaan pada tenaga kerja dapat berupa:
a. Luka ringan yaitu luka yang tidak menimbulkan cacata tetap atau penyembuhannya ememrlukan waktu kurang dari 3 minggu.
Contoh: luka lecet, luka sobek, yang bila dijahit akan smebuh dalam waktu kurang lebih 10 hari.
b. Luka parah yaitu yang menimbulkan cacat tetap atau penyembuhannya memerlukan waktu lebih dari 3 minggu.
c. Meninggal: Tidak ada pernapasan dan tidak ada denyut jantung.
3. Masyarakat
Terutama pengguna jasa angkutan kereta api dapat mengalami:
a. luka ringan
b. luka parah
c. meninggal dunia
d. kerusakan material

b). Klasifikasi Kecelakaan akibat kerja
Menurut ILO (Organisasi Perburuhan Internasional) tahun 1962:
1. Menurut jenis kecelakaan
- Terjatuh
- Tertimpah benda jatuh
- Tertumpuk
- Terjepit benda
- Gerakan-gerakan melebihi kemampuan
- Pengaruh suhu tinggi
- Terkena arus listrik
- Kontak dengan bahan-bahan bahaya atau radiasi
- Jenis lain-lain
2. Menurut penyebab
a. Mesin
- pembangkit tenaga
- mesin penyalur
- mesin untuk mengerjakan logam
- mesin pengolah kayu
- mesin pengolah pertanian
- mesin pertambangan
- mesin-mesin lain
b. alat angkut dan alat angkat
- mesin angkat dan peralatannya
- alat angkutan diatas rel
- alat angkuta lain yang beroda (dijalan raya)
- alat angkutan udara
- al;at angkutan air
- alat angkutan lain.
c. Peralatan lain
- Berjalan bertekanan
- Dapur pembakar dan pemanas
- Instalasi pendingin
- Instalasi listrik termasuk motor listrik
- Alat-alat listrik
- Alat-alat kerja dan perlengkapannya
- Tangga
- Perancah (steger)
- Peralatan lain
d. Bahan-bahan, zat dan radiasi
- Bahan peledak
- Debu, gas, cairan, zat-zat kimia
- Benda-benda melayang
- Radiasi
- Bahan-bahan lain
e. Lingkungan kerja
- Diluar bangunan
- Didala bangunan
f. Penyebab-penyebab lain (hewan)
g. Penyebab-penyebab lainnya
3. Menurut sifat luka
a. Patah tulang
b. Dislokotio/keseleo
c. Regang otot/urat distorsi
d. Luka memar dan luka dalam lainnya
e. Amputasi
f. Luka-luka lain
g. Luka-luka di permukaan
h. Geger dan remuk
i. Luka bakar
j. Keracunan mendadak
k. Akibat cuaca dan lain-lain
l. Mati lemas
m. Pengaruh arus listrik
n. Pengaruh radiasi
o. Luka-luka yang banyak dan berlainan sifatnya
p. Lain-lain
4. Menurut letak atau luka di ubuh
a. kepala
b. leher
c. badan
d. anggota atas
e. anggota bawah
f. banyak tempat
g. pelayanan umum
h. letak lain

c). Fakto-faktor penyebab terjadinya kecelakaan
Dari hasil penyelidikan kita dapat menemukan tiga faktor penyebab terjadinya kecelakaan
1. Faktor manusia
2. Faktor kondisi
3. Faktor lingkungan
Dari ketiga faktor terdebut ternyata faktor manusia yang paling banyak menimbulkan kecelakaan, 85%.

d). Usaha-usaha kita untuk mencegah terjadinya kecelakaan
Faktor manusia supaya diperhatikan:
- Harus tahu aturan kerja. Aturan kerja harus jelas, lengkap dan dipaksakan kepada tenaga kerja, agtar supaya tenaga kerja melaksanakannya dengan baik dan betul.
- Disiplin, tidak melanggar aturan kerja . tenaga kerja yang tak disiplin /sering melanggar aturan kerja dapat menimbulkan kecelakaan.
- Kemampuan / ketrampilan baik
- Konsentrasi baik
- Tak melakulkan perbuatan yang dapat menimbulkan kecelakaan
- Kesehatan harus sesuai dengan jenis pekerjaan
Kecelakaan-kecelakaan akibat kerja dapat dicegah dengan :
1. Peraturan perundang-undangan yaitu,ketentuan-ketentuan yang diwajibkan mengenai kondisi kerja pada umumnya, perencanaan, konstruksi, perawatan dan pemeliharaan,pengawasan, pengujian, dan cara kerja peralatan industri, tugas-tugas pengusaha dan buruh, latihan supervise medis, PPPK, dan pemeriksaan kesehatan.
2. Standarisai yaitu, penetapan standar-standar resmi, setengah resmi, atau tidak resmi, mengenai misalnya konstrukksi yang memenuhi syarat-syarat keselamatan,jenis peralatan industri tertentu, praktek keselamatan dan higene umum, atau alat-alat perlindunganlainnya
3. Pengawasan. Yaitu pengwasan dengan dipatuhinya ketentuan-ketentuan perundang-undangan diwajibkan
4. Penelitian bersifat teknis. Meliputi sifat-sifat dan cirri-ciri bahan-bahan yang berbahaya , penyelidikan tentang pakar pengamanan pengujian alat-alat perlindungan diri.
5. Riset medis. Yaitu meliputi terutama penelitian tentang efek-efek fisiologis dan patologis. Faktor-faktor lingkungan dan teknologis dan keadaan fisik yang me ngakibatkan kecelakaan.
6. Penelitian psikologi yaitu penyelidikan tentang pola-pola kewajiban yang m enyebabkan tejadinya kecelakaan
7. Penelitian scara statistic untuk menetapkan jenis-jenis kecelakan yang terjadi, banyaknya, mengenai siapapun, dalam pekerjaan apa, dan apa sebab-sebabnya.
8. pendidikan yaitu,yang menyangkut pendidikan keselamatan dalam kurikulum teknik, sekolah-sekolah perniagaan, atau kursus-kurus pertukangan.
9. Latihan-latihan, yaitu latihan praktek bagi tenaga kerja, hususnya tenaga kerja yang masih baru, dan keselamatan kerja
10. Penggairahan,yaitu penggunaan aneka cara penyeluhan atau pendekatan lain untuk menimbulkan sikap untuk selamat
11. Asiransi yaitu insentif financial untuk menigkat kan pencegahan kecelskssn kerjs misalnya dalam bentuk pengurangan premi yang di bayar oleh perusahaan. Jika tindakan keselamatan lebih penting.
12. Usaha keselamatan di tingkat perusahaan yang merupakan ukuran utama efektif tidaknya penerapan keselamatan kerja


BAB II
PENUTUP

A. Kesimpulan
Mengenal bahaya industri adalah mengetahui bahaya lingkungan, faktor lingkungan kerja dalam suatu industri yang dapat berpengaruh buruk dalam lingkungan kerja.
Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga d an tidak diinginkan

B. Saran / krirtik
Dari penyelesaian tugas ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kritik saran ynang bersifat m embangun akan saya tampung dan dijadikan sebagai bahan acuhan untuk tgas selanjutnya agar lebih baik
















DAFTAR PUSTAKA


- Drs. Muh. Yahya, M.Kes. Hygiene Perusahan
Fakultas Kesehatan Masyarkat
Unifersitas Indonesia Tmur
Makassar, 2003
- Drs. Muh. Yahya, M.Kes.
Dasar-dasar Kesehatan Kerja
Fakultas Kesehatan Masyarkat
Unifersitas Indonesia Tmur
Makassar, 2003
- Dr. Suma’mur, P.K, M.Sc.
Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan
Penerbit CV.Haji Masagung
Jakarta, 14 Maret 1981
- Dr. Suma’mur, P.K, M.Sc.
Kecelakaan Akibat Kerja Dalam Higiene Perusahan dan Kesehatan Kerja
Gunung Agung, Jakarta, 1976
- Darmayanto DJ. 1999. Kesehatan Kerja di Perusahan
Gramedia, Jakarta










KATA PENGANTAR



Segala puji bagi Allah SWT, karena dengan kuasa-NYA dan anugerah-NYA sehingga sampai saat ini penulis dalam keadaan yang sehat walafiat dan dapat menyelesaikan tugas makalah “ Penyakit Akibat Kerja” denga n baik meskipun elatif jauh dari kesempurnaan.

Tak lupa pula sholawat dan salam kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah memperjuangkan islam hingga saat ini. Tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Sumaryati, SKM. Yang telah meluangkan waktu dan tenaga dan mengarahkan dan membimbing penulis hingga rampungnya makalah ini.

Ahirnya penulis mengharapkan segala masukan baik berupa saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini, dan makalah i8ni bisa bermanfaat bagi kita semua.













DAFTAR ISI


Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I. PEMBAHASAN
A. Mengenal Bahaya Industri
B. Kecelakan Kerja
1. Kerugian-Kerugian Akibat Kecelakaan
2. Klasifikasi Akibat Kerja
3. faKtor-Faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan
4.Usaha-Usaha Kita Untuk Mencegah Terjadinya Kecelakaan
BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran/kritik
DAFTAR PUSTAKA






















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan anda berkomentar, tapi yang sopan dan sifatnya membangun yaa...??